Wednesday, November 19, 2008

MIRROR'S EDGE review

MIRROR'S EDGE review


Mirror's Edge (ME) adalah game platformer dengan sudud pandang orang pertama (FPS) bikinan DICE yg sebelumnya membuat seri Battlefied, termasuk Battlefield Bad Company. Game ini menggunakan engine dari Unreal 3 yang diperbaharui sistem pencahayaannya, sehingga pencahayaan di game ini menjadi lebih unik dan realistik.

Game ini bersetting di sebuah kota futuristik, dimana setiap lalu lintas informasi digital telah dimonitor oleh pemerintah. Untuk menghidari pantauan pemerintah, maka munculah para Runner yang bekerja sembagai kurir pengantar informasi demi menghindari pantauan / pengawasan pemerintah.
Disini kita memainkan karakter Faith, salah satu Runner itu.


Gameplay
Banyak orang terutama yg beli ori , rada males beli game ini karena isyu waktu bermain yang sangat singkat (katanya sekitar 7-8 jam). Tapi bodo amat, gua tetep beli game ini. Gua pilih game ini ketimbang game2 lain yang rilis dibulan ini karena Mirror's Edge menawarkan suatu gameplay yang sangat fresh. Yeah, dulu Mario juga lompat sana sini koq.. Tapi ini beda lah, semuanya dalam dunia 3D yang lebih realistik. Ketika kita berlari, menghidari rintangan, memanjat, dan melompat buat gua sangat priceless banget buat dinikmati. Apalagi belom ada game FPS dengan gameplay seperti ini sebelumnya.
Sementara kita bisa sampe nyilu banget pas ngeliat karakter kita berlari dan lopat2 kayak gitu di puncak pencakar langit, sayangnya karakter kita kurang jago berantem nih; apalagi tembak-tembakan. Sepertinya memang para Runner lebih fokus ke gimana mereka berakrobatik diatas belantara beton ketimbang berkelahi apalagi perang senjata.
Oh ya, kembali ke isu permainan yang relatif singkat; gua pribadi ga keberatan karena dibayar dengan gameplay yang sangat inovatif dan ga bikin bosen. Ketimbang musti maen 40-80 jam lebih cuma buat nyari-nyari batu di goa.
Mungkin karena gua dah terlalu tua buat maen game berlama-lama, dan lebih sibuk dengan urusan kerjaan dan temen-temen kali yah.



Grafik
Super keren!!! meski banyak yang menanyakan koq game ini didominasi warna putih, dan sedikit merah, orange, biru dan hijau di tempat-tempat tertentu. Bidang artistik dari game ini sangat genius menggunakan palet warna ini demi menolong kita supaya tidak tersesat dan tetap fokus dengan tujuan arah kita. Pencahayaan yang over expose / terlalu terang, juga memberikan kesan futuristik. Memberikan kesan kota yang tertata rapi tetapi kaku akibay birokrasi dari pemerintahnya. Selain itu juga membuat game ini tampil baru dan beda dengan game-game lainnya, dan ahirnya menjadi ciri khas dari game ini.
Buat yang suka ngulik software 3D modeling, pasti minimal pernah dengar dengan istilah global illumination, sky light, photo realistik light, atau apa pun namanya itu. Tetapi intinya adalah pencahayaan yang dikalkulasi khusus agar bisa meniru pencahayaan senatural mungkin.
Game ini sepertinya menggunakan teknik seperti itu, dan gua sangat kagum dengan keindahan, keakuratan dan kecepatan render dari engine Unreal 3 yang dimodifikasi khusus ini.



Sound
Ga banyak sound efek dari game ini selain dari suara nafas dari karakter kita, teriakan dari pengejar, suara-suara dari senjata dan ambien dari suasana kota. Ga ada yang fancy gimana, tapi semua terdengar natural dan sebagai mana mestinya.
Soundtrack yg mungkin beraliran electronic new age nya juga pas banget menggambarkan suasa dan ketegangan dari setiap aksi di game Mirror's Edge.

Kontrol
Gua agak komplain dengan skema tombol yang ga biasa dari game ini.
Untuk aksi lompat: L1, aksi jongkok/sliding: L2, Balik badan: R1, Nembak/gebuk/tendang: R2. Sedang tombol segitiga: ngerebut senjata musuh, kotak: slow motion, bulet: bantuan arah, dan silang: aksi seperti pencet tombol lift, dan aksi yang tergantung konteks dari situasi game.
Sayangnya kita ga bisa mengatur sendiri tombol-tombol itu, dan hanya bisa memilih kalo tidak salah 4 alternatif layout tombol. Dan dari semua alternatif tidak ada alternatif untuk tombol lompat dan sliding di tombol muka (face button) dari stik kita. Semua di tombol shoulder, jadi buat gua yg dulunya lompat2 ala layout Mario Bros; bisa rada bingung yah.


Kesimpulan
Beli, pinjem, sewa, dll terserah..
Ini game wajib banget buat dimaenin.
Buat yg kena motion sickness, hehehee.. kesian de lu :p





Friday, November 14, 2008

Nokia E63

Belom ada setengah tahun gua memakai Nokia E71 yang ternyata sukses berat dan jadi cukup pasaran itu, Nokia kini akan segera meluncurkan ‘adik’ dari E71 yaitu E63. Menurut berbagai sumber, harga E63 akan 40% lebih murah ketimbang E71.

Berikut adalah gambarnya:

[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Nokia E63"]Nokia E63[/caption]

Nokia E63 akan memiliki fitur:

  • Kamera 2MP - fix focus

  • Desain layar horisontal dengan keypad QWERTY

  • Batre 1500 mAh

  • 3G dan Wifi

  • 'Switch Mode' yang sama dengan di E71 dan E66, berguna untuk memisahkan tampilan atau keperluan yang berbeda misalnya mode kerja dan mode senang-senang

  • Dukungan MS Exchange, MS Office

  • Jack audio 3.5mm; wah penting nih buat yg suka denger musik


Tapi biar bentuknya mirip banget, Nokia sepertinya tetap tidak akan membunuh kakaknya yg sudah sukses besar itu. Berikut adalah perbedaan Nokia E63 dan E71:

  • E63 lebih tebal dari E71

  • E63 terbuat dari plastik, E71 berbahan metal

  • E63 tidak memiliki GPS, tidak memiliki port Infrared; E71 ada.

  • E63 berkamera 2MP dengan Fix Focus, E71 berbekal kamera 3.2MP dengan Autofocus

  • E63 hanya 3G, belum 3.5G seperti E71

  • E63 memiliki jack audio 3.5mm, lebih bebas untuk urusan earphone nih :)

  • Keyboard yang ditambahkan tombolnya, ada 2 tombol tambahan didekat spacebar

  • Ada fitur senter, lumayan.. tinggal teken spacebar. hahaha.


Nokia E63 sepertinya dirilis Nokia untuk mengisi kekosongan low-end dari Eseries mereka, buat yang sudah memiliki Nokia E71 atau E66 tidak perlu kesal karena dari fitur dan materialnya saja E63 dibuat bukan untuk menggantikan bahkan nenandingi kakaknya yang lebih dahulu telah sukses dipasarkan. :)

Buat yang pengen punya Nokia seri bisnis, tapi ingin harga yang lebih ekonomis; serta yang merasa tidak membutuhkan keajaiban GPS, 3.5G, kamera autofocus, material dan bentuk yang mewah, ga ada salahnya mempertimbangkan ponsel ini. :D





image milik: www.allaboutsymbian.com

Another Take:
Ternyata cukup banyak yang mencoba membandingkannya dengan Sony Ericsson P1i.
Berikut adalah link ke GSM Arena yang berisikan perbandingan antara E63 dan P1i:
http://www.gsmarena.com/compare.php3?idPhone2=1982&idPhone1=2599

Dari fitur2nya menurut situs dari link diatas, P1i bisa dibilang lebih unggul
terutama dibagian kameranya yg 3,2 Mp dan ber-auto fokus.
Tapi buat yang suka denger musik pake earphone,
jek audio E63 sudah memakai jek 3,5mm.
Itu jek standar buat ukuran earphone yang kita pakai.
Beda dengan P1i yang masih pake pop-port yang menurut pengalaman
gua pake dulu; lama kelamaan akan kendor dan asli kalo dah kendor bakal
nyebelin banget deh dipakenya. =p

Saat gua nulis tambahan ini (18 Desember 2008), P1i  baru harganya sekitar Rp. 3,3-3,5 juta;
harga yang bersaing dengan E63 yang kabar anginnya sekitar Rp. 3,7 juta.
Mustinya ketika normal nanti E63 bisa bersaing dengan harga yang kurang lebih sama dengan P1i. :D
Blogged with the Flock Browser

[caption id="" align="aligncenter" width="195" caption="QR-Code for this post"]QR-Code for this post[/caption]